Kamis, 13 Februari 2014

GAMMA RAY LOG

GAMMA RAY LOG

Gamma ray logging merupakan suatu metoda pengukuran keterdapatan radiasi gamma ray di alam yang digunakan untuk karakterisasi batuan dan sedimen pada lubang bor. ini merupakan metoda wireline logging yang banyak digunakan pada pertambangan, eksplorasi mineral, pemboran air, ataupun digunakan untuk evaluasi formasi pada pemboran minyak dan gas. Di alam, perbedaan emisi radioaktif dan jumlah nya akan berbeda pula radiasi gamma ray nya. Sebagai contoh, shale umumnya mengemisi lebih banyak gamma ray dibandingkan dengan batuan sedimen lain nya, seperti batupasir, gipsum, batubara, dolomit, atau batugamping, karena kandungan radioaktif potassium merupakan komponen utama dari kandungan lempung, dan karena adanya kapasitas perubahan kation pada lempung menyebabkan terbentuknya penyerapan uranium dan thorium. Perbedaan kandungan gamma ray di alam antara shale dan batupasir, atau batuan sedimen lain nya, memungkinkan log gamma ray untuk membedakan batuan antara shale dan non-shale.

Gambar 1. Gambaran Log Gamma Ray

Pengukuran log gamma ray ini sama seperti pengukuran logging lain nya, yaitu dilakukan dengan memasukan sebuah rangkaian instrumen logging ke bawah lubang sumur dan merekem variasi radiasi gamma pada setiap kedalaman. Pengukuran gamma ray ini alat yang digunakan biasanya merekam pengukuran di setiap interval 0.5 feet. Satuan yang digunakan dalam pengukuran gamma ray adalah satuan API.

Tiga elemen dan rantai pembusukan merupakan respon untuk emisi radiasi pada batuan yaitu : Potasium, Thorium, dan Uranium. Shale terdiri dari potassium yang merupakan bagian dari lempung, kemudian pada shale ini, kandungan radioaktif uranium dan thorium di lemahkan seperti yang telah dijelaskan diatas. Standar gamma ray ini umumnya mencatat total radiasi dan tidak dapat membedakan antara unsur-unsur radioaktif, sedangkan pada spectral gamma ray bisa membedakan kandungan radioaktif di dalam batuan.

Untuk sstandar gamma ray log, nilai pengukuran merupakan kalkulasi dari Thorium dalam ppm, Uranium dalam ppm, dan Potassium dalam persen. Jadi standar gamma ray (GR API) = 8 x konsentrasi Uranium dalam ppm + 4 x konsentrasi Thorium dalam ppm + 15 x konsentrasi potassium dalam persen. Karena berat konsentrasi uranium di dalam perhitungan konsentrasi yang tidak umum pada uranium, bisa menyebabkan reservoir menjadi clean sand sampai kenampakan shaly. Penggunaan spektral gamma ray bisa digunakan untuk pembacaan radioaktiv individual untuk setiap elemen, jadi konsentrasi setiap elemen akan diketahui dan dapat di interpretasikan.

Kelebihan dari pengukuran log gamma ray ini yaitu masih dapat berfungsi pada pengukuran di dalam casing (case hole) karena pengukuran log gamma ray ini masih berfungsi melalui dinding baja (casing) maupun semen di lubang bor. Meskipun semen dan casing menyerap sebagian radiasi, perekaman di dalam casing cukup memungkinkan untuk pengukuran kualitatif.

Pengukuran gamma ray di alam terkadang non-shale juga ada yang memiliki tingkat radiasi gamma ray tinggi contohnya batupasir yang memiliki kandungan mineral uranium, potassium feldspar, pengisian lempung, atau fragmen batuan menyebabkan pembacaan kurva gamma ray tinggi dari biasanya, sedangkan batubara dan dolomit menyerap uranium, pengendapan evaporit yang memiliki mineral potassium seperti carnallit. Pada kasus-kasus seperti ini penggunaan Spectral Gamma Ray bisa digunakan untuk menyelesaikan identifikasi anomali tersebut.

Gambar 2. Distribusi tingkatan radioaktif pada berbagai tipe batuan (from Beigelow, after Russell)

Selasa, 21 Januari 2014

SILISICLASTIC VS CARBONATE


SILISICLASTIC VS CARBONATE



SILISICLASTIC
CARBONATE
Jenis Batuan
Clastik sedimen
Biogenic Sedimen
Nama batuan
Sandstone, claytone, siltstone, shale
Boustone, grainstone, packstone, wackstone, mudstone (Dunham, 1962)
Batuan penyusun
Terdiri dari butiran, fragmen batuan, dan semen
Terdiri dari koral dan cangkang
Komposisi Mineral
Didominasi Silika
Dominasi mineral Karbonat (CaCO3)
Fragmen Batuan
Material cangkang dan tumbuhan
Material karbonat hasil pelapukan
Semen batuan
karbonat dan non karbonat
Karbonat dan aragonit
porositas
Prosositas primer : Inter grain porosity

Porositas Sekunder : Fracture
Porositas primer : intergrain porosity, coralline porosity

Porositas sekunder : porositas hasil pelarutan karbonat (Vuggy dan Moldic) dan Fracture
Batuan asal
Batuan beku, batuan metamorp, batuan sediment, dan batuan vulcanic
Coral dan cangkang hewan
Struktur sedimen
Dune, riffle, parallel laminasi, ect
Mounded
Pola log kurva Lithologi (GR)
Membentuk pola Coarening upward, Fineing Upward, dan blocky
Umumnya menunjukan pola kurva blocky
Nilai Densitas Batuan
Sandstone : 2.2-2.8 lb/cu, Shale : 2.4-2.8 lb/cu
Limestone : 2.4-2.7 lb/cu, Dolomite : 2.8-2.9 lb/cu
Typical Resistivity Rock (Insitu)
Clay, soft shale : 100-5(103), Hard Shale : 7-50(103), sand 5-40(103), sandstone (104)- 105).
Porous Limestone : 1-30(104), Dense Limestone : > (106).



After Sarg (1988).
Penyebaran batuan
Terbentuk di seluruh dunia pada setiap kedalaman lingkungan
Umumnya terbentuk di lingkungan laut dangkal,lingkungan tropis
Lingkungan pengendapan
Terrestrial dan marine
Kebanyakan di lingkungan marine
Ukuran Butir
Ukuran butir menunjukan klasifikasi energy yang berpengaruh pada batuan
Ukuran butir menjelaskan tentang ukuran cangkang dan sebagian fragmen kalsit keras
Keterdapatan mud
Keterdapatan mud menandakan terjadinya pengendapan arus tenang (suspension)
Keterdapatan lime mud menandakan adanya aktifitas organik
Terbentuk nya sand body
Shallow water sand body dihasilkan dari arus dan gelombang
Shallow water sand body dihasilkan dari physicochemical atau biologi fixation secara local pada karbonat
Pengaruh hidrolik energi
Perubahan lingkungan sediment terbentuk karena perubahan lingkungan arus hidrolik
Local local tanpa perubahan pada arus hidrolik energy
Sementasi

Sedimen sedikit tersementasikan di sea floor dan relatif tidak dialterasi oleh subaerial exposure.
Sedimen umumnya tersementasikan di sea floor dan sebagai subjek pada sub areal diagenesis
Terbentuknya porositas
Pengendapan porositas adalah intergranular
Tipe porositas bervariasi pada setiap pengendapan
 21/1/13

Selasa, 27 Oktober 2009

INFIRASI

Kawan kita mungkin semua tau, dengan usaha kita dapat mencapai segalanya, dengan tekad kita pun pasti mampu menggapai apa yang kita inginkan..

disini saya akan sharing sebuah bacaan dari Koran Tribun Jabar,, dan semoga menjadi insfirasi buat kita semua...


Pengayuh becak sukses bangun madrasah

Tak perlu menunggu lagi jadi orang kaya untuk berkarya, cukup tekad dan kerja keras, impian pun bias terwujud. Itu yang dibuktikan Mang Salim Raman (60). Dari hasil keringatnya mengayuh becak selama 16 tahun di Jakarta, Mang Salim bias membanyun madrasa yang megah.
Madrasah tersebut adala Madrasah Diniyah Nurul Hidayat berlokasi di Dusun Karang cengek , RT/RW 19/06 Desa Pamarican Kecamatan Pamarican, yang memiliki enam ruang kelas belajar dan satu ruang guru yang representative.
Kisa ini dimulai ketika bapak empat anak itu meninggalkan Pamarican menuju Jakarta taun 1993. Di ibukota mang salim menjadi tukang becak yang biasa mangkal di komplek perumahan pensiunan BI di Ciputat . sementara ia mengontak rumah di Gng Mesjid Al Ikhlas Jl Supratman Kampung Utan Ciputat, tak jauh dari kampus UIN Ciputat.
Dalam sehari hari, dari asil mengayuh becak, Mang Salim bias mengumpulkan uang antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000. sebagian untuk kebutuan sehari-hari, sebagian lagi ia simpan untuk biaya anak istri di kampong.
Ketika pulang kampong itulah, Mang Salim sering menyaksikan anak-anak yang kesulitan memperoleh pendidikan agama, karena tidak ada madrasah. “ Kalau sudah sore atau malam anak-anak belajar agamanya terpencar-pencar dengan mendatangi sejumla guru yang ada di kampong ini. Kalo saya pulang dari Jakarta malam-malam, selalu mendapati anak sedang mengaji di rumah ustad,” cerita Mang Salim.
Sejak saat itula mang salim bertekad membangun gedung madrasah agar anak-anak tidak lagi berpencar-pencar untuk belajar agama. Ia sisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung.
Tk haya menarik becak. Mang Salim pun selalu menjaga silaturahmi dengan para penumpang nya. Kebetulan, penumpang langganannya kebanyakan keluarga pejabat, mantan pejabat, atau karyawan Bank Indonesia.
Saat mengobrol dengan langganan itu, Mang Salim sering menceritakan mimpi untuk membangun madrasah di kampong halaman nya.
“Ternyata banyak yang peduli dan terketuk hatinya . Kalau pulang ke Pamarican saya selalu dibekali infak untuk dipakai membangun madrasah. Besarnya kadang Rp 50.000, bakan terkadang terkumpul sampai Rp 500.000. itu ters di simpan” tuturnya.
Tahun 2003 seorang warga Karangcengek menyererahkan tanah wakap seluas 450 m persegi. Dari situlah rencana pembangunan madrasah pun mulai ada jalan. Segera masyarakat membuat proposal dan Mang Salimlah yang mengedarkan nya di Jakarta.
Ia pun menemui seorang pelanggan di Kompleks BI itu dan menyampaikan proposal. Hanya menunggu beberapa hari proposal disetujui, dengan modal bantuan dari BI sebesar 123 juta ditambah uang hasil mengayuh becak, Mang Salim dan masyarakat mulai membangun madrasath itu.
Butuh waktu lima taun untuk menuntaskan madrasah. Selama itu pula Mang Salim tetap menyisikan uang hasil megayuh becak untuk madrasah.
Saat gedung sudah setengah jadi, madrasah pun mulai di pakai. Para ustad berdatangan, begitu pula anak didik. Honor untuk guru di dapat dari titipan sedekah dan infak. “Awalnya honor guru itu Rp 40.000 perbulan, naik menjadi Rp 45.000 perbulan. Bakan dari Jakarta kemaren ada yang nitip THR untuk guru madrasah masing masing Rp 100.000” ungkap Mang Salim polos.
Murid muridpun kian banyak kini mencapai 116 orang, tak haya dari Karangcengek tapi juga dari desa lain. Sayangnya, gedung madrasah ini belum memiliki mebeler seperti kursi dan mejauntuk belajar.
Pertolongan Allah swt kembali mengampiri Mang Salim. Awal puasa lau, ia mengikuti majelis taklim pengajian Mamah Dedh dan Aa. Pada kesempatan itu, Mang Salim mengungkapkan riwayat pembangunan madrasah tersebut yang telah selsai tapi tidak memiliki mebeler.
Saat bersamaan, Dirut Perum Pegadaian Drs H Candra Purnama MBA dan istri menonton acara yang di tayangkan statsiun televise suasta itu.
Hatinya tergerak untuk membantu. Ia langsung menelpon dan langsung menyanggupi pengadaan meja kursi. Dan rabu (14/10) Candra pun menyerakan bantuan secara langsung bantuan sarana prasarana untuk MD Nurul Hidayah.
Mang Salim turut pulang ke kampong untuk menyaksikan acara itu. Selepas itu, Mang Salim kembali ke Jakarta untuk mengayuh becak lagi, tentu dengan hati penu kepuasan, karena madrasah yang di impikan suda berdiri lengkap dengan meja dan kursi belajar.

Dari Koran Tribun Jabar (Jumat, 16 Oktober 2009).

Senin, 15 Juni 2009

Sediment dan Stratigrafi (Gary Nichol)


1

Pendahuluan : Sedimentologi dan Stratigrafi

Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen. Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian dalam sejarah bumi. Dua subjek yang dapat dibahas untuk membentuk rangkaian kesatuan skala pengamatan dan interpretasi. Studi proses dan produk sedimen memperkenankan kita menginterpretasi dinamika lingkungan pengendapan. Rekaman-rekaman proses ini di dalam batuan sedimen memperkenankan kita menginterpretasikan batuan ke dalam lingkungan tertentu. Untuk menentukan perubahan lateral dan temporer di dalam lingkungan masa lampau ini, diperlukan kerangka kerja kronologi. Kerangka waktu disediakan oleh aspek-aspek stratigrafi yang berbeda dan memperkenankan kita menginterpretasikan batuan sedimen ke dalam susunan dinamika lingkungan. Rekaman tektonik dan proses iklim yang berlangsung sepanjang waktu geologi terdapat di dalam batuan seiring dengan bukti evolusi kehidupan di bumi. Bab ini memperkenalkan tema-tema umum buku ini.



1.1 Sedimentologi dan Stratigrafi dalam Ilmu Bumi

Ilmu bumi secara tradisional telah dibagi kedalam sub-disiplin ilmu yang terfokus pada aspek-aspek geologi seperti paleontologi, geofisika, mineralogi, petrologi, geokimia, dan sebagainya. Di dalam tiap sub-disiplin ilmu ini, ilmu pengetahuan telah dikembangkan sebagai teknik analitik baru yang telah diaplikasikan dan dikembangkannya teori-teori inovatif. Diwaktu yang sama karena kemajuan-kemajuan di lapangan, maka diperkenalkannya integrasi kombinasi ide-ide dan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda. Geologi adalah ilmu multidisiplin yang sangat baik dipahami jika aspek-aspek berbeda terlihat berhubungan antara satu dengan lainnya.
Sedimentologi dan stratigrafi adalah dua sub-disiplin ilmu geologi yang utama, sering dibahas terpisah di masa lalu tapi sekarang dikombinasikan dalam proses pengajaran, penelitian akademik dan aplikasi ekonomi. Dua ilmu ini dapat dibahas bersama sebagai rangkaian kesatuan proses dan hasilnya, dalam ruang dan waktu. Sedimentologi perhatiannya tertuju pada pembentukan batuan sedimen. Stratigrafi mempelajari perlapisan batuan ini dan hubungannya dalam waktu dan ruang (Gambar 1.1). Oleh karena itu masuk akal jika membahas sedimentologi dan stratigrafi bersamaan. Faktanya, tidak mungkin memisahkan mineralogi komponen batuan dan evolusi paleontologi dari stratigrafi. Namun bagaimanapun harus dibatasi sampai topik-topik tertentu.
Bagian pertama buku ini meliputi aspek proses sedimentasi dan produknya di dalam lingkungan pengendapan yang berbeda-beda. Kemudian batuan sedimen dibahas hubungan waktu dan ruangnya dalam rangkaian stratigrafi di dalam cekungan-cekungan sedimen. Tektonik lempeng, petrologi dan paleontologi adalah topik tambahan.


1.2 Stratigrafi dan Sedimentologi

Istilah stratigrafi dimulai oleh d’Orbigny di tahun 1852, tapi konsep lapisan-lapisan batuan, atau strata lebih tua dari itu. Di tahun 1667, Steno mengembangkan prinsip superposisi: ‘dalam suatu sikuen batuan berlapis, lapisan yang dibawah berumur lebih tua daripada lapisan di atasnya’. Stratigrafi dapat dipertimbangkan sebagai hubungan antara batuan dan waktu, dan sejarah bumi terekam di dalam lapis-lapis batuan, meskipun sangat tidak lengkap. Stratigrafer perhatiannya tertuju pada pengamatan, deskripsi dan interpretasi langsung dan bukti nyata di dalam batuan untuk menentukan hubungan waktu dan ruang selama sejarah bumi.







Gambar 1.1 Perlapisan konglomerat dan batupasir (tengah, kiri) tersigkap di utara Spanyol, diinterpretasi sebagai endapan kipas aluvial (8.4): secara stratigrafi, perlapisan ini lebih muda dari perlapisan batugamping di belakangnya.

Stratigrafi menikmati kebangkitannya kembali dalam ilmu bumi karena ide-ide baru yang telah dikembangkan dalam beberapa tahun ini, khususnya konsep ‘sikuen stratigrafi’. Sedangkan tata nama unit stratigrafi di dalam daerah yang berbeda dan dasar biostratigrafi untuk mendefinisikannya juga masih penting, stratigrafi pada saat ini sering dimaksudkan sebagai perubahan lingkungan selama perkembangan cekungan sedimen. Stratigrafi juga dikenal sebagai kunci untuk memahami hampir semua proses bumi karena analisis stratigrafi menyediakan informasi tentang peristiwa-peristiwa sepanjang sejarah bumi. Geofisika menyediakan dasar fisika perilaku litosfer tapi rekaman stratigrafi menyediakan bukti bagaimana cara litosfer berperilaku seiring dengan waktu.
‘Sedimentologi’ hanya ada sebagai cabang ilmu geologi untuk beberapa dekade. Sedimentologi berkembang karena unsur-unsur stratigrafi fisika menjadi lebih kuantitatif dan lapis-lapis strata dijelaskan berdasarkan proses fisika, kimia dan biologi yang membentuknya. Tidak adanya terobosan besar sampai berkembangnya teori tektonik lempeng. Suatu konsep menginterpretasi batuan dalam proses modern yang menyokong sedimentologi modern dimulai pada abad 18 dan 19 (‘present is the key to the past’). Sedimentologi berkembang karena penelitian yang lebih tertuju pada interpretasi batuan sedimen dan mulai mencakup petrologi sedimen, yang sebelumnya lebih atau sedikit terpisah dari stratigrafi. Sekarang subjeknya meliputi semua hal dari analisis sub-mikroskopik butir hingga evolusi paleogeografi seluruh cekungan sedimen.


1.3 Melihat Dunia Hanya dalam Satu Butir Pasir

Ukuran ruang dan waktu dalam sedimentologi dan stratigrafi melibatkan 17 urutan utama (Gambar 1.2). Di satu sisi, perilaku bumi mengelilingi matahari mengontrol iklim dunia yang mempengaruhi proses sedimen. Di sisi lain, sifat partikel lempung yang panjangnya mikrometer juga menentukan karakter batuan sedimen. Skala-waktu stratigrafi adalah keseluruhan sejarah bumi, periodenya 4 ½ milyar tahun, meskipun begitu peristiwa sedimentasi tunggal dapat terjadi dalam hitungan detik. Untuk mempertimbangkan semua ini dalam urutan logis, skala-waktu yang besar dan ruang dapat ditempatkan pertama kali sebagai faktor pengontrol keseluruhan, atau dapat dimulai dari unsur terkecil dan peristiwa periode-terpendek. Ini tergantung pada pilihan pribadi dan tiap-tiap pendekatan memiliki keuntungan dan kerugian. Skala yang berbeda saling berhubungan dan tidaklah mungkin melewati pokok-pokok urutan yang tegas dari arah manapun.
Pokok awal yang diambil dalam buku ini adalah ‘butir pasir’. Unsur terkecil-partikel pasir, kerakal, mineral lempung, potongan cangkang, filamen alga, endapan kimia dan penyusun lain yang membuat sedimen-dibahas terlebih dahulu, bersama dengan proses yang menggerakkan dan mengendapkannya. Kemudian dibahas lingkungan pengendapan material-material ini, tempat dimana sedimen terakumulasi membentuk batuan sedimen dan menjadi lapis-lapis stratigrafi. Proses tektonik dan iklim mengontrol pola-pola skala-besar stratigrafi selama batuan mengisi cekungan sedimen yang terlihat di saat ini dan dalam batuan di seluruh dunia.
Gambar 1.2 Urutan proses geologi dalam ruang dan waktu.


1.4 Proses dan Produk

Sifat alami material sedimen memiliki keragaman asal usul (origin), ukuran, bentuk dan komposisi. Partikel seperti butir dan kerakal mungkin berasal dari erosi batuan yang lebih tua atau langsung disemburkan dari gunungapi. Organisme membentuk sumber material yang sangat penting, dari filamen mikroba yang mengerak dengan kalsium karbonat hingga semua atau hancuran cangkang, karang koral, tulang belulang dan debris tanaman. Dalam beberapa situasi, pengendapan langsung mineral dari larutan di dalam air juga berkontribusi kepada sedimen.
Pembentukan tubuh sedimen melibatkan transportasi partikel menuju lokasi pengendapan atau pertumbuhan kimia atau biologi dari material di dalam suatu tempat. Akumulasi sedimen di dalam suatu tempat dipengaruhi oleh kimiawi, temperatur dan karakter biologi dari setting tempat tersebut. Proses transportasi yang membawa material di dalamnya adalah termasuk pergerakan air, udara, es atau aliran massa. Tipe dan kecepatan media transportasi, dan jumlah dan ukuran material yang dibawa, akan ditentukan oleh sifat alami sedimen yang kemudian terakumulasi.
Proses transportasi dan pengendapan dapat ditentukan dengan melihat lapisan-lapisan individu dari sedimen. Ukuran, bentuk dan distribusi partikel semuanya menyediakan petunjuk bagaimana material terbawa dan terendapkan. Proses juga melibatkan pembentukan struktur dalam sedimen yang terawetkan dalam batuan. Struktur sedimen primer seperti riak (ripple) dalam pasir dapat terlihat terbentuknya saat ini, baik di dalam lingkungan alami maupun dalam tangki laboratorium, dan kondisi kecepatan aliran dan




Gambar 1.3 Tangki saluran air laboratorium dapat digunakan untuk mempelajari aliran yang melewati lapisan pasir di bawah kontrol kondisi eksperimen. Dari percobaan ini dihasilkan kemungkinan untuk menentukan hubungan kuantitatif antara kondisi aliran dan fitur-fitur yang terlihat di pasir yang terawetkan dalam rekaman stratigrafi.


kedalaman air yang terukur (Gambar 1.3). Dengan mengenali ukuran dan bentuk ripple yang sama dalam batuan sedimen maka mungkin dianggap bahwa terbentuknya pada kecepatan dan kedalaman aliran yang sama (4.2).
Dengan membuat pengamatan batuan sedimen maka memungkinkan membuat perkiraan kondisi fisika, kimia dan biologi yang ada pada waktu sedimentasi. Kondisi ini mungkin termasuk salinitas, kedalaman dan kecepatan aliran dalam danau atau air laut, kekuatan dan arah angin dan rentang pasang-surut (tidal) dalam setting laut dangkal. Suatu asumsi fundamental dibuat dalam menginterpretasi proses sedimentasi dari karakter batuan sedimen yang artinya bahwa hukum-hukum proses fisika dan kimia yang mengaturnya tidak berubah selama waktu itu.
Dengan membandingkan proses saat ini dan produknya dengan karakteristik batuan sedimen, kondisi fisika, kimia dan biologi pada saat terbentuknya sedimen dapat ditentukan.

Jumat, 12 Juni 2009

Pembukaan kawan2

Ada yang bilang pengalaman adalah guru yang paling baik, karena itu banyak orang yang belajar dari pengalaman itu suka dan duka, seneng dan susah, nyeri hate sareng bingah yang merupakan sebuah kembang-kembang kehidupan, banyak orang yang mau mengulangi dan banyak yang tidak mau mengulangi pengalaman tersebut, itulah manusia kawan dan itulah kehidupan......!!!
dan kita mulai pengalaman ini, seiring waktu yang terus berdetak ini gan...!!!